nomor togel sepeda

2024-10-08 02:02:13  Source:nomor togel sepeda   

nomor togel sepeda,poker online77,nomor togel sepeda

Jakarta, CNBC Indonesia - Jumlah kelas menengah di Indonesia yang terus menyusut diduga disebabkan oleh sulitnya masyarakat memperoleh pekerjaan yang layak. Ketika pekerjaan dengan gaji yang stabil sulit diperoleh, banyak warga terpaksa menjadi driverojek online (ojol) dan kurir.

Dosen Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB) Yorga Permana mengatakan mayoritas driverojol sebenarnya ingin beralih ke pekerjaan di sektor formal. Namun, mereka tidak memiliki banyak pilihan sehingga terpaksa terus bekerja di sektor yang disebut gig workertersebut.

"Kesimpulan saya adalah mereka sebenarnya ingin kerja di sektor formal tapi tidak bisa, 66% mereka ingin kerja jadi pegawai atau buruh tapi mereka tetap bekerja di gig karena tidak ada pilihan lain," kata Yorga dalam diskusi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) berjudul Kelas Menengah Turun Kelas, Senin, (9/9/2024).

Baca:
Begini Ngerinya Jika Kelas Menengah Dibiarkan 'Jatuh Miskin'

Yorga mengatakan banyaknya masyarakat yang bekerja di sektor gigini menyimpan ancaman tersendiri bagi perekonomian. Dia mengatakan pekerja gig tidak memiliki upah bulanan dan tidak memiliki kepastian pendapatan. Sehingga kebanyakan dari mereka tidak mampu melakukan mobilitas ke atas menjadi kelas menengah.

"Sehingga mereka banyak berada di kelompok rentan atau maksimal Aspiring Middle Class," kata Yorga.

Yorga menuturkan kebanyakan para pekerja gigini tinggal di perkotaan. Dia menyebut 25% driverojol berasal dari Jabodetabek dan 40% ada di Pulau Jawa. Sektor pekerjaan ini, kata dia, selama 10 tahun juga menjadi penyumbang terbesar lapangan kerja baru di Jakarta.

Baca:
Negara Maju Tetangga RI Krisis, Warganya Ramai 'Kabur' ke Luar Negeri

"Secara agregat tidak ada pekerjaan baru di sektor formal, tapi peningkatan pekerjaan di bidang logistik, self employmentitu meningkat pesat," kata dia.

Yorga mengatakan hanya ada satu kesimpulan yang bisa didapat melihat membludaknya orang-orang yang memilih bekerja di sektor informal, seperti ojol dan kurir. Dia menyimpulkan, Indonesia tengah menghadapi krisis pekerjaan layak.

"Indonesia ini krisis kerja layak, sehingga banyak orang lari jadi driverojol karena tidak adanya pekerjaan," ujarnya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengkonfirmasi terjadinya penurunan proporsi kelas menengah dari seluruh populasi di Indonesia. BPS menyebut dalam kurun waktu 2019-2024, terdapat 9,48 juta kelas menengah yang turun ke kelas ekonomi yang lebih rendah. BPS menyebut fenomena ini terjadi karena banyaknya pemutusan hubungan kerja selama pandemi Covid-19.

Baca:
Tetangga RI Dihantam 'Bencana' Iklim, Harga Barang Melonjak

Namun, kesimpulan BPS tersebut tak sepenuhnya diamini kalangan ekonom. Ekonom senior Indef Bustanul Arifin mengatakan turunnya proporsi kelas menengah disebabkan oleh transformasi perekonomian Indonesia yang prematur.

"(Penurunan kelas menengah) ini adalah refleksi dari perekonomian Indonesia yang memang tidak terlalu baik, perjalanan 10 tahun terakhir itu ada yang kurang pas," kata Bustanul.

Bustanul menilai perekonomian Indonesia mengalami kegagalan transformasi struktural, deindustrialisasi dini dan tidak adanya kesinambungan dalam transformasi struktural khususnya dari sektor pertanian, ke industri dan jasa. Dia menilai transformasi perekonomian yang prematur inilah yang menyebabkan masyarakat sulit mendapatkan pekerjaan layak, sehingga mereka turun ke kelas menengah.

"Saya sebut karena kegagalan transformasi struktural, deindustrialisasi yang terlalu dini dan ketidak tersambungan dalam proses transformasi struktural khususnya sektor pertanian, serta industri dan jasa," kata dia.


(rsa/haa) Saksikan video di bawah ini:

Ojol & Kurir Tuntut Aturan Tarif Antaran Barang, Apa Kata Pengusaha?

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Video: Bukti Bisnis Ojek Online Masih Cuan & Kian Berkembang!

Read more