erek-erek badak

2024-10-09 23:17:53  Source:erek-erek badak   

erek-erek badak,berapa banyak trofi barcelona,erek-erek badakJakarta, CNN Indonesia--

Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, mencatatkan kualitas udara yang buruk sejak awal Juli, dengan kondisi yang paling parah terjadi pada malam hingga dini hari.

Berdasarkan Laporan Kualitas Udara Dunia Tahunan ke-6 dari perusahaan teknologi pemantau kualitas udara asal Swiss, IQAir, Tangsel menduduki juara nasional sekaligus ranking 41 kota dengan udara terburuk dunia pada 2023.

Reputasi sang juara bertahan itu kini belum luntur. Menurut data IQAir, Tangerang Selatan hampir selalu memiliki kualitas udara "tak sehat" (Unhealthy) sepanjang Juli.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selebihnya, Tangsel selalu memiliki kualitas udara harian di atas 150 AQI US. Kualitas udara terburuk terjadi pada 1 Juli dengan indeks mencapai 190 AQI.

Sebagai informasi, nilai AQI di atas 150 sampai 200 berarti kualitas udara berada dalam tingkatan yang tidak sehat. Sedangkan index udara dari 100 sampai 150 berarti tidak sehat untuk sejumlah kelompok sensitif.

Kualitas udara yang baik sendiri memiliki nilai 0 hingga 50 AQI.

Lihat Juga :
Mobil-Motor Pekerja Bikin Tangsel Jadi Juara Polusi Udara RI 2023

Kualitas udara yang buruk ini terjadi sepanjang hari, dan bahkan melonjak pada malam hingga dini hari jauh di atas indeks rata-ratanya.

Data kualitas udara pada Selasa (30/7) malam menunjukkan lonjakan signifikan setelah pukul 21.00 WIB, mencapai lebih dari 200 AQI. Puncak penurunan kualitas udara terjadi pada tengah malam, mencapai 270 AQI.

Setelah itu kualitas udara berangsur membaik meski tetap berada pada kategori tidak sehat.

Kenapa kualitas udara buruk saat malam?

Lihat Juga :
BMKG Akui 'Pencucian' Polusi Udara Masih Sangat Bergantung pada Hujan

Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Fachri Rajab mengungkap alasan tingkat polusi lebih tinggi saat malam hingga menjelang pagi karena ada lapisan inversi.

"Kalau kita liat siklus harian, PM2.5 memang konsentrasi cenderung lebih tinggi pada malam. Itu relatif lebih tinggi hingga menjelang pagi. Kemudian di pagi seiring meningkatnya aktivitas masyarakat, PM2.5 juga meningkat," ujar Fachri di Jakarta pada Agustus 2023 silam.

"Polutan atau partikel sebabkan polusi, kenapa tinggi malam karena ada lapisan inversi (pembalik). Di lapisan ini berkumpul, pada malam ketebalan lapisan inversi mengecil sehingga konsentrasi akan makin tinggi," tambahnya.

Lapisan inversi merupakan lapisan atmosfer yang hangat dan berada di atas lapisan atmosfer yang dingin. Normalnya, suhu atmosfer akan bergantung pada ketinggian, sehingga lapisan atmosfer yang lebih dingin berada di atas lapisan yang lebih hangat.

Namun, pada lapisan inversi, kondisi suhu atmosfer berbanding terbalik dengan yang normal terjadi. Pada lapisan itu, lapisan atmosfer yang hangat berada di atas lapisan atmosfer yang dingin, karena itu disebut inversi (terbalik).

Lapisan inversi disebut dapat menyebabkan cuaca yang berkabut dan menahan polutan berada di dekat permukaan.

[Gambas:Video CNN]

(lom/arh)

Read more