gen303

2024-10-08 02:18:53  Source:gen303   

gen303,prediksi macau jp 100,gen303

Jakarta, CNBC Indonesia- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil dibuka menguat pada awal perdagangan sesi I Selasa (1/10/2024), setelah tiga hari beruntun merana dan jelang rilis data inflasi terbaru Indonesia.

Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka melemah 0,58% ke posisi 7.571,6. Selang empat menit setelah sesi I dibuka, penguatan IHSG makin meningkat yakni menguat 0,67% ke 7.578,52.

Baca:
Asing Terciduk Diam-Diam Borong 10 Saham Ini Kala IHSG Ambruk

Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 698 miliar dengan volume transaksi mencapai 1,1 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 63.754 kali.

IHSG cenderung menguat meski ada kabar yang kurang menggembirakan dari dalam negeri terkait rilis data aktivitas manufaktur Indonesia terbaru. Pasar juga masih menanti rilis data inflasi Indonesia terbaru.

Pada pagi hari ini, data aktivitas manufaktur yang tergambarkan pada Purchasing Manager's Index (PMI) periode September 2024 telah dirilis, di mana hasilnya kembali mengecewakan.

S&P Global melaporkan PMI manufaktur Indonesia pada bulan lalu kembali terkontraksi ke 49,2. Artinya, PMI Manufaktur Indonesia sudah mengalami kontraksi selama tiga bulan beruntun yakni pada Juli (49,3), Agustus (48,9) dan September (49,2).

PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Jika di atas 50, maka artinya dunia usaha sedang dalam fase ekspansi. Sementara di bawah itu artinya kontraksi.

PMI yang tercatat 49,2 pada September 2024 memang lebih besar dibandingkan pada Agustus. Namun, kondisi tersebut tidak melepaskan fakta jika kondisi manufaktur RI kini sangat buruk.

S&P Global menjelaskan kenaikan PMI ditopang oleh meningkatnya pesanan baru. Pesanan naik didukung oleh perbaikan kondisi permintaan dan ekspansi basis pelanggan.

Kendati demikian, pertumbuhan pesanan menjadi yang paling lambat selama periode enam bulan terakhir, terutama, permintaan asing. Permintaan baru untuk ekspor baru melandai selama dua bulan berturut-turut di tengah laporan upaya mengurangi stok di beberapa klien.

"Tingkat pertumbuhan pesanan baru melambat selama tiga bulan berturut-turut karena penjualan ekspor kembali melemah. Sangat penting untuk mengamati tanda-tanda perlambatan lebih lanjut, meski perusahaan manufaktur tampaknya optimis bahwa kondisi akan membaik pada bulan-bulan mendatang," tutur Jingyi Pan, Economics Associate Director S&P Global Market Intelligence, dikutip dari website resmi mereka.

Selain data PMI manufaktur, data indeks harga konsumen (IHK) Indonesia periode September 2024 juga akan dirilis pada hari ini. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesiadari 12 institusi memperkirakan IHK September 2024 diperkirakan turun atau mengalami deflasi 0,035% secara bulanan (month-to-month/mtm).

Sembilan dari 12 instansi memperkirakan secara bulanan masih akan tercatat deflasi yang tak jauh berbeda dengan periode sebelumnya yang terpantau deflasi 0,03%. Jika hal ini kembali terjadi, maka Indonesia akan mengalami deflasi lima bulan beruntun.

Sedangkan IHK secara tahunan (year-on-year/yoy) diperkirakan melandai di bawah level 2% atau tepatnya 1,975%. Angka ini lebih rendah dibandingkan inflasi Agustus 2024 yang sebesar 2,12% yoy.

Jika nantinya terjadi deflasi lagi maka ini akan menjadi catatan terburuk bagi pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).

CNBC INDONESIA RESEARCH


(chd/chd) Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Bangkit Menguat Saat RI Alami Deflasi 5 Bulan Beruntun

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article IHSG Sesi I Lesu, Terancam Bakal Balik ke 7.100-an

Read more