erek erek mimpi motor

2024-10-08 05:49:50  Source:erek erek mimpi motor   

erek erek mimpi motor,keluaran virginia,erek erek mimpi motor

Jakarta, CNBC Indonesia -Ekonom Senior yang juga merupakan mantan Kepala eksekutif LPS 2015-2020 Fauzi Ichsan memperkirakan, Bank Sentral Amerika Serikat, yakni The Federal Reserve atau The Fed tidak akan memangkas suku bunga acuannya secara agresif pada bulan ini. Langkah ini juga akan diikuti Bank Indonesia (BI).

Ia mengatakan hal ini karena ada sejumlah faktor yang membuat besarnya argumen dua dewan gubernur bank sentral itu untuk memangkas secara suku bunga secara bertahap, meskipun indikator penurunan suku bunga acuan terbuka lebar, seperti inflasi di AS dan Indonesia yang sangat rendah di kisaran 2%.

"Secara umum, ekspektasi pasar dan analis adalah dalam 18 bulan ke depan, suku bunga global akan turun. Pertanyaannya adalah kapan mulainya dan seberapa pesat," kata Fauzi Ichsan dalam program Power Lunch CNBC Indonesia, dikutip Rabu (18/9/2024).

Baca:
Jokowi: Potensi Energi Panas Bumi RI 40% Dunia, Baru Termanfaatkan 11%

Fauzi menjelaskan, untuk The Fed, suku bunga acuannya yang saat ini di kisaran 5,25%-5,5% memang jauh di atas inflasinya yang terakhir di level 2,5%, sehingga suku bunga riilnya seharusnya sudah berada di level 3,5%. Dengan begitu, ruang penurunan suku bunga ke level itu bisa dilakukan sekitar 100 basis points (bps) ke depan.

Tapi, ia menekankan, ada sejumlah faktor yang membuat The Fed bisa memangkas secara drastis suku bunga acuannya di level itu, bahkan 50 bps dalam bulan ini saja ia tekankan tidak mungkin. Salah satu penyebabnya ialah The Fed tidak ingin terlihat ekonomi AS sedang dalam masalah.

"Memang banyak yang menginginkan Fed Funds Rate untuk turun 50 basis points dari 5,5% ke 5%. Tetapi kembali lagi, Bank Sentral Amerika punya waktu. Sebab kalau misalnya dipangkasnya terlalu agresif, misalnya dipangkas 50 basis points dari 5,5% ke 5%, maka akan memberi signal bahwa ekonomi Amerika sedang tidak baik-baik saja," tegasnya.

Baca:
Rekor! Harga Emas Dunia Tertinggi Sepanjang Masa

Di sisi lain The Fed juga mempertimbangkan faktor Pilpres di AS. Faktor Pilpres menjadi salah satu faktor penghambat terbesar karena salah satu kandidat capresnya, yakni Donald Trump sudah menyatakan secara terbuka supaya dewan gubernur The Fed untuk tidak memangkas suku bunga acuannya. Bila pemangkasan dilakukan secara agresif, The Fed akan dianggap pelaku pasar keuangan berseberangan dengan Donald Trump.

"Misalnya Federal Reserve memangkas Fed Funds Target rate 50 basis points, akan memberi kesan bahwa Bank Sentral Amerika ini bisa dianggap anti-Trump. Jadi kalau memangkas, memangkasnya pelan. Hemat saya ya, 25 basis points. Toh juga masih ada dua meeting yang berikutnya sebelum akhir tahun," ujar Fauzi Ichsan.

Melihat permasalahan itu, dewan gubernur BI juga ia tegaskan tak akan terburu-buru mendahului The Fed untuk memangkas suku bunga acuannya secara agresif, meskipun seharusnya suku bunga acuan riilnya di level 4,15%, mempertimbangkan inflasi terakhir di level 2,1% dan suku bunga acuan saat ini di level 6,25%.

Baca:
Pasar Kripto Pesta Pora Jelang Pengumuman Suku Bunga The Fed

Sebab, menurutnya, dewan gubernur BI memiliki argumen kuat untuk mempertahankan suku bunga acuannya untuk terlebih dahulu melihat perkembangan keputusan The Fed dalam menentukan penurunan suku bunga acuannya, di antaranya ialah nilai tukar rupiah telah menguat dan pertumbuhan ekonomi masih terus terjaga di level 5%, tertinggi kedua di antara negara-negara G20 setelah India.

Selain itu, rapat dewan gubernur Bank Indonesia atau RDG BI juga dilakukan secara bulanan, sehingga bisa lebih fleksibel dalam merespons tingkat suku bunga kebijakan The Fed yang baru akan digelar esok hari, setelah BI menggelar pengumuman hasil RDG hari ini untuk untuk menentukan BI rate bulan ini.

"Kalau misalnya Federal Reserve memangkas suku bunga acuannya, target rate-nya, kan BI bisa memangkas suku bunga acuannya bulan depan. Jadi bukan sesuatu yang harus dilakukan, tidak. Karena keadaan ekonomi, faktor-faktor pasar finansial lainnya itu sudah positif," tutur Fauzi Ichsan.


(arj/haa) Saksikan video di bawah ini:

Video: Suku Bunga Turun, Ekonomi Indonesia Naik

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article BI Beri Bocoran 3 Skenario Penurunan Suku Bunga The Fed

Read more