paito poipet 19

2024-10-08 00:09:54  Source:paito poipet 19   

paito poipet 19,92 di erek erek,paito poipet 19Jakarta, CNN Indonesia--

Pemerintah berencana membenahi pariwisata Balikarena maraknya perilaku turisyang merusak kondisi Pulau Dewata.

Sejumlah turis menjadikan Bali sebagai tempat menggunakan dan mengedarkan narkoba. Ada juga yang mengambil pekerjaan warga lokal. Belum lagi, Bali diramaikan oleh kelab yang menyuguhkan orang berpakaian terbuka alias telanjang.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pembenahan akan dilakukan pada beberapa aspek.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Luhut mengatakan untuk membersihkan masalah itu, ia telah memerintahkan Polda Bali, Pangdam Udayana dan Dinas Imigrasi untuk bertindak.

"Ini supaya betul-betul Bali dibersihkan dari obat narkotika, orang-orang asing mengambil pekerjaan anak lokal, saya minta Polda, Pangdam, dan Imigrasi betul-betul kompak, kalai kita kompak tidak ada yang bisa lawan," ujarnya.

Selain membersihkan turis yang merusak itu, Luhut mengatakan pemerintah juga akan menertibkan alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan komersial, khususnya di kawasan Bali Selatan.

Pemerintah akan menggelar rapat terbatas pekan depan untuk membahas masalah itu.

"Jadi tidak ada lagi orang membuat vila di sawah, sawah biarlah sawah supaya Bali jadi Bali yang unik, sekarang seperti di belakang rumah saya (daerah Cemagi) dulu sawah, sekarang mending kalau rumahnya baik, ini tidak bagus pula, jadi itu merusak," kata dia.

Lihat Juga :
Luhut Ingin Benahi Wisata Bali: Kelab Nude Kurangi, Aura Pertahankan

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno turut menyinggung rencana pemerintah pusat untuk melihat kembali izin proyek yang melanggar aspek kelestarian lingkungan dan amdal.

"Nanti akan ada rapat terbatas yang diharapkan bisa memberikan persetujuan untuk penghentian alih fungsi lahan dan moratorium pembangunan hotel di Bali Selatan," ujarnya.

Ke depan, izin pembangunan akan diambil alih pemerintah pusat, sementara pemerintah daerah hanya diberikan kesempatan untuk konsultasi.

"Jadi akan akan proses konsultasi dengan para pimpinan di daerah dan juga melibatkan pemangku adat dan masyarakat, izinnya nanti sepenuhnya pusat karena untuk Bali Selatan ini keadaannya darurat," kata Sandi.

Lihat Juga :
E-Meterai Error, Apa yang Harus Dilakukan?

Lantas apa yang harus dilakukan pemerintah untuk membenahi pariwisata Bali?

Pengamat Pariwisata Unsoed Chusmeru menilai niat pemerintah membenahi pariwisata Bali sudah terlambat karena kondisinya sudah tidak keruan. Kendati demikian, ia mendukung niat pemerintah untuk melakukan pembenahan itu.

Salah satu dukungan ia berikan terhadap rencana pemerintah melakukan moratorium atau penghentian sementara pembangunan hotel di Bali seperti yang disampaikan Sandiaga Uno. Dengan moratorium, pembangunan hotel di Bali akan dibatasi.

Namun sebelum melakukan moratorium, ia berharap pemerintah memikirkan semua dampaknya. Dan untuk mengetahui dampak, pemerintah pun perlu memiliki data lengkap soal keberadaan hotel di Bali

Data diperlukan  untuk melihat daya dukung kamar hotel yang tersedia untuk mendukung pariwisata di Bali.

Lihat Juga :
Sri Mulyani Ungkap Belum Ada Pembahasan soal Pembatasan BBM Subsidi

"Sekarang kan kita tidak tahu daya dukung pariwisata sehingga terus-terusan hotel dibangun," katanya kepada CNNIndonesia.com.

Chusmeru mengatakan hal utama yang harus dilakukan untuk memperbaiki pariwisata Bali adalah mencari tahu data ideal jumlah hotel dan kamar di setiap daerah Bali. Dengan begitu, jumlah wisatawan bisa dibatasi ketika sudah melewati kapasitas.

"Ketika ketersediaan kamar sudah penuh otomatis akan terjadi penolakan terhadap wisatawan. Kalau daya dukungnya sudah tidak ideal ya dibatasi (wisatawan). Makanya konsekuensinya kalau orientasinya mau pariwisatanya mau berkualitas tidak mengejar target jumlah kunjungan sebanyak-banyaknya tapi pada kualitas wisatawannya," katanya.

Lihat Juga :
BPS Soroti Biaya Pendidikan dan Harga BBM di RI

Senada, Ketua Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia Azril Azahari mengatakan Bali saat ini ini sudah mengalami kelebihan wisatawan atau overtourism sehingga sulit bagi pemerintah untuk membatasi jumlah wisatawan. Kondisi itu katanya disebabkan oleh kebijakan bebas visa yang diberlakukan Jokowi sejak beberapa tahun lalu.

Kondisi itu bisa semakin parah lagi. Maklum, Jokowi memperluas kebijakan bebas visa lagi. Melalui Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2024 tentang Bebas Visa Kunjungan yang diundangkan 29 Agustus 2024 lalu, ia menambah 13 daftar warga negara yang bebas visa masuk ke RI .

Daftar 13 negara bebas visa ke Indonesia tersebut yakni Brunei Darussalam, Filipina, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, Vietnam, Timor Leste, Suriname, Kolombia, dan Hong Kong.

Azril menilai kebijakan bebas bisa membuat wisatawan yang masuk ke Indonesia khususnya Bali menjadi tidak tersaring.

"Bebas visa itu salah karena Bali jadi overtourism, di situ lah muncul orang tanpa diseleksi, tanpa bawa uang. Bahkan terjadi masalah keamanan bahkan ada (turis) yang mencari uang (di Bali). Bebas visa itu lah biang keroknya," katanya.

[Gambas:Photo CNN]

Azril pun semakin menyayangkan karena pemerintah memberlakukan kebijakan golden visa. Golden visa sendiri merupakan produk keimigrasian yang memungkinkan warga negara asing untuk masuk dan tinggal di Indonesia dalam jangka waktu 5 hingga 10 tahun dengan sejumlah syarat investasi.

Selain itu, ia menilai masalah pariwisata di Bali terjadi karena tidak ada pengawasan yang ketat. Turis di Bali katanya tidak ada yang memantau, meski sebenarnya ada polisi pariwisata yang bertugas.

"Turis yang datang siapa yang memantau? Enggak ada. Polisi pariwisata kan ada, tapi apa dia memantau pariwisatanya? Enggak," tegas Azril.

Karena itu, Azril menyarankan agar pemerintah mengubah konsep pariwisata Bali menjadi yang berkualitas ketimbang pada jumlah kunjungan wisatawan. 

Konsep ini harus menekankan kunjungan wisatawan lebih lama tinggal di Bali. Konsep ini juga harus dirancang agar wisatawan bisa membelanjakan uang lebih banyak di Bali.

"Sehingga targetnya juga bahwa wisatawan tidak hanya melihat Tari Kecak dan segala macam, tapi juga terlibat dalam kegiatan-kegiatan. Dia belajar musik , belajar instrumen, belajar masak masakan kita. Jadi konsepnya bukan lagi mass tourismatau quantity tourism,tapiquality tourism," katanya.

[Gambas:Video CNN]



 

Read more