slotup88 login

2024-10-08 00:10:41  Source:slotup88 login   

slotup88 login,buku mimpi 2d 98,slotup88 login

Jakarta, CNBC Indonesia -Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan Indonesia akan sulit untuk bisa lepas dari jebakan negara berpendapatan menengah atau middle income trap, bila tak mampu memacu pertumbuhan ekonomi hingga 7%-8% dari yang saat ini selalu stagnan di kisaran 5%.

Ini ia katakan merupakan hasil pembelajaran dari negara-negara yang berhasil lepas dari status middle income trap, dan jumlahnya hanya sedikit. Berdasarkan catatan Bank Dunia, sejak era 1990-an hanya 34 negara yang berhasil keluar dari middle income trap sedangkan sisanya, yakni 108 negara terjebak di status negara berpendapatan menengah.

"Jadi jika anda melihat negara yang berstatus pendapatan tinggi, itu hanya bisa dicapai jika anda memiliki pertumbuhan yang tinggi," kata Sri Mulyani dalam acara The International Seminar and Growth Academy ASEAN di Gedung Dhanapala, Jakarta, Senin (23/9/2024).

Baca:
Sri Mulyani Ajak Bank Dunia Selamatkan RI dari Middle Income Trap

Sri Mulyani mengatakan, sebetulnya Indonesia pernah merasakan laju pertumbuhan ekonomi di kisaran 7%-8% pada era 1990-an. Pada periode 1989-1996 atau pada masa pemerintahan Presiden Soeharto pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu terjaga secara rata-rata di level 8%.

"Dalam 50 tahun terakhir dalam sejarah Indonesia, pertumbuhan tertinggi yang sebetulnya pernah kita capai ialah pada era 1990-an, saat kita bisa memperoleh pertumbuhan ekonomi di kisaran 8%. Ini sama persis dengan India saat ini. Itu kenapa sekarang setiap orang memuji-muji India kini dan seperti China selama dua dekade terakhir," kata Sri Mulyani.

Namun, ia menekankan, tren laju pertumbuhan ekonomi yang seperti India itu tidak berlangsung lama di Indonesia. Pada era 2000-an ekonomi Indonesia terbilang stagnan selama 24 tahun terakhir hingga kini dengan rata-rata pertumbuhan di kisaran 5%. Hal ini yang menyebabkan Indonesia belum mampu lepas dari middle income trap.

"Di era saat ini, ketika ada ancaman perubahan iklim, tantangan teknologi digital, perang, geopolitik, serta ketidakpastian ekonomi yang muncul dari tekanan inflasi di negara-negara maju, bagaimana kita bisa mencapai 6% atau bahkan 7%?" ucap Sri Mulyani.

Baca:
Sri Mulyani: Regulasi Ribet Bikin RI Terancam Middle Income Trap

Oleh sebab itu, ia menekankan, kunci untuk bisa mendorong laju pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa lebih cepat ke depan ialah dengan melakukan reformasi struktural yang lebih taktis. Artinya, pembangunan modal manusia dan infrastruktur harus bisa dilakukan lebih rinci dan mudah diimplementasikan.

"Ini juga tentang meningkatkan daya saing industri hilirisasi di Indonesia. Jadi, reformasi struktural tersebut adalah kunci untuk keluar dari jebakan pendapatan menengah," tegas Sri Mulyani.


(haa/haa) Saksikan video di bawah ini:

Video: Sri Mulyani Ungkap Kinerja APBN Hingga Agustus 2024

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Pesan Sri Mulyani: Lulusan LPDP Wajib Selamatkan RI dari Jebakan Ini

Read more