sbobetmain login

2024-10-08 00:19:11  Source:sbobetmain login   

sbobetmain login,shio 1970,sbobetmain loginJakarta, CNN Indonesia--

Agresi Israel ke Jalur Gaza Palestinamasih terus berlangsung meski Tel Aviv sudah menyepakati gencatan senjata dengan milisi Hamas pada Rabu (22/11).

Walau sudah mengumumkan gencatan senjata, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mewanti-wanti bahwa agresinya ke Jalur Gaza akan terus berlanjut sampai seluruh tujuan Israel tercapai, termasuk memusnahkan Hamas.

Lihat Juga :
Israel Gempur Sekolah PBB-RS Indonesia Gaza Jelang Gencatan Senjata

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejumlah pengamat hingga pejabat sudah menyuarakan kekhawatiran ini sejak perang Israel dan Hamas kembali pecah 7 Oktober lalu.

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi juga mengatakan apa yang terjadi di Gaza saat ini merupakan kelanjutan tindakan Israel yang ingin menghilangkan Palestina.

"Apa yang terjadi di Gaza bukan hanya terjadi sekarang ini, namun sebuah kelanjutan dari ketidakadilan terhadap Palestina, sebuah kelanjutan dari pendudukan ilegal Israel, dan kelanjutan dari keinginan Israel untuk menghilangkan Palestina," kata Retno saat konferensi pers virtual pada Kamis (23/22).

Lihat Juga :
KILAS INTERNASIONALIsrael Mau Gempur Hamas 2 Bulan sampai Disemprot China di DK PBB
Banner artikel Ceasefirenow

Pernyataan itu terungkap saat Retno dan sejumlah Menlu dari negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) bertemu Menlu Inggris David Cameron di London pada Rabu.

Kunjungan tersebut sebagai tindak lanjut rapat luar biasa OKI untuk menggalang dukungan dari anggora Dewan Keamanan PBB soal Palestina.

Tak hanya Retno, pengamat hubungan internasional dari Universitas Indonesia Yon Machmudi juga menilai Israel berambisi menguasai Palestina.

"Dari situ tujuan serangan Israel ke Gaza itu untuk menguasai Palestina secara total ya, yang juga jadi obsesi mereka adalah mengontrol dan menguasai Gaza dalam waktu yang tidak ditentukan," kata Yon kepadaCNNIndonesia.com, Kamis (23/11).

Serangan Israel ke Gaza, lanjut dia, juga bagian dari aneksasi yang sudah dilakukan sebelumnya.

Pilihan Redaksi
  • Paus Fransiskus Temui Warga Palestina, Sebut Israel Lakukan Genosida
  • RI Mengadu ke Inggris soal Israel: Perlu Gencatan Senjata Permanen
  • Gencatan Senjata Israel-Hamas Dimulai Jumat Pagi, Berlangsung 4 Hari

Israel sempat menduduki Gaza pada 1967 hingga 2005. Kemudian pada 2006, Hamas menguasai wilayah itu usai menang dalam pemilihan umum (Pemilu) Palestina.

Sejak 2006 hingga sekarang, Hamas menguasai daerah kantong tersebut.

"[Israel] melakukan serangan dan ingin mengosongkan Gaza. Dari situ, Israel bisa menduduki kembali wilayah Gaza," ungkap Yon.

Tak lama setelah meluncurkan agresi pada 7 Oktober, Israel mengepung total Gaza. Mereka juga meminta 1,1 juta warga utara Gaza untuk pindah ke selatan karena ingin menggempur Hamas yang diyakini berpusat di Gaza utara dan tengah.

Berlanjut ke halaman berikutnya >>>

 

[Gambas:Video CNN]



Sejalan dengan agresi ini, Eks Menteri Dalam Negeri Israel Ayalet Shaked mengungkapkan solusi krisis di Gaza yakni mengusir dua juta warga dari daerah kantong itu.

Dia mengatakan negara-negara lain harus menerima pengungsi dari Gaza.

"Kami perlu dua juta orang untuk meninggalkan Gaza. Itulah solusi untuk Gaza," kata Shaked pada Rabu, dikutip Middle East Eye.

Melihat aksi Israel di Gaza, profesor hubungan internasional St. Antony College di Oxford, Avi Shlaim, mengatakan pemerintahan Zionis itu lebih memilih tanah daripada perdamaian.

Lihat Juga :
Isi Kesepakatan Gencatan Senjata Israel-Hamas di Jalur Gaza Palestina

Shlaim menilai upaya perdamaian tak bisa sejalan dengan aksi pendudukan, sementara Israel terus memperluas okupasi mereka.

"Israel melalui tindakannya telah menunjukkan bahwa mereka tak tertarik punya mitra perdamaian dengan Palestina karena mereka ingin mempertahankan kendali atas wilayah tersebut," ungkap dia pada akhir Oktober lalu, dikutip The Wire.

Israel, lanjut dia, menolak Hamas sebagai salah satu mitra damai sekaligus penguasa Gaza.

[Gambas:Infografis CNN]

Shlaim mengungkapkan Israel keberatan terkait narasi yang menyebut jika ingin berdamai dengan Palestina maka harus bernegosiasi dengan Hamas.

Dengan demikian, langkah masuk akal yang harus dilakukan Israel dan sekutu dekatnya yakni negara Barat adalah mengakui Hamas sebagai solusi politik konflik di Palestina.

Namun, Israel, kata dia, malah menggunakan kekuatan militer untuk menyelesaikan konflik.

"Apa yang kita saksikan hari ini, hari demi hari, di Gaza adalah Israel bergerak menuju pembersihan etnis dan genosida," ungkap Shlaim.

Read more