bola fortunes

2024-10-08 05:46:40  Source:bola fortunes   

bola fortunes,best69,bola fortunes

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak stabil karena investor menunggu keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve terkait pemotongan suku bunga. Para pelaku pasar masih mencermati potensi konflik lebih lanjut di Timur Tengah yang akan mendukung kenaikan harga minyak.

Berdasarkan data Refinitiv pada perdagangan Rabu (18/9/2024) pukul 9.19 WIB, harga minyak acuan Brent untuk pengiriman November tetap di U$73,67 per barel. Sementara acuan minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober turun tipis 0,2%, menjadi U$71,08 per barel.

Baca:
Jelang Keputusan Suku Bunga BI & The Fed, IHSG Dibuka Bergairah Lagi

Harga minyak mentah ditopang oleh keyakinan bahwa permintaan akan meningkat menyusul potensi pemotongan suku bunga oleh The Fed, yang akan menjadi yang pertama dalam empat tahun.

Harga juga didukung oleh potensi konflik lebih lanjut di Timur Tengah yang dapat menyebabkan gangguan produksi di wilayah penghasil minyak utama, setelah Israel diduga menyerang kelompok militan Hezbollah dengan alat peledak di Lebanon.

"Pasar telah tenang setelah kekhawatiran akan kerusakan akibat badai dan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah sudah diperhitungkan," kata Mitsuru Muraishi, analis di Fujitomi Securities, dikutip Reuters pada Rabu (9/18/2024).

"Sekarang, investor fokus pada pemotongan suku bunga The Fed yang bisa menghidupkan kembali permintaan bahan bakar AS dan melemahkan dolar," tambahnya, memprediksi bahwa harga minyak kemungkinan akan tetap bullish setelah Brent mencapai level terendah sejak 2021 pekan lalu.

Hezbollah berjanji akan membalas Israel setelah alat peledak meledak di seluruh Lebanon pada hari Selasa, menewaskan setidaknya delapan orang dan melukai hampir 3.000 lainnya, termasuk pejuang dan utusan Iran di Beirut. Israel menolak berkomentar tentang ledakan tersebut.

Pasar juga mendapatkan dukungan dari ekspektasi pembelian minyak AS untuk Cadangan Minyak Strategis (SPR).

Pemerintahan Biden akan mencari hingga 6 juta barel minyak untuk SPR, kata sumber yang mengetahui masalah tersebut pada hari Selasa. Pembelian ini, jika terlaksana, akan menjadi yang terbesar dalam pengisian cadangan setelah penjualan historis pada 2022.

Data inventaris minyak AS yang dirilis pada hari Selasa oleh American Petroleum Institute (API) menunjukkan hasil yang beragam. Stok minyak mentah naik 1,96 juta barel dalam pekan yang berakhir 13 September, menurut sumber pasar yang mengutip angka API, tetapi stok bensin dan distilat naik sekitar 2,3 juta barel.

Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan rata-rata bahwa persediaan minyak mentah turun sekitar 500.000 barel minggu lalu. Laporan dari Badan Informasi Energi AS (EIA) akan dirilis pada hari Rabu.

CNBC INDONESIA RESERACH


(ras/ras) Saksikan video di bawah ini:

Video: Timur Tengah Kian Panas, Emas & Minyak Ikut Membara?

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Tensi Iran-Israel Mereda, Harga Minyak Ambruk 3%

Read more