angka togel 64

2024-10-08 05:30:49  Source:angka togel 64   

angka togel 64,podomoro89,angka togel 64

Jakarta, CNBC Indonesia -Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan bahwa Indonesia akan memulai babak baru untuk menjadi negara industri usai dirinya yang selama dua hari berturut-turut meresmikan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga dan alumina pada Senin (23/09/2024) dan Selasa (24/09/2024).

Presiden Jokowi menyebut babak baru Indonesia sebagai negara industri saat dirinya meresmikan produksi katoda tembaga perdana smelter PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur, dan juga saat peresmian injeksi bauksit perdana pada Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase 1 milik PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) di Mempawah, Kalimantan Barat.

Presiden Jokowi menilai bahwa pembangunan smelter PT Freeport Indonesia ini merupakan bagian dari usaha pemerintah untuk menyongsong Indonesia menjadi negara maju.

"Pembangunan smelter Freeport Indonesia ini usaha kita menyongsong Indonesia menjadi industri negara maju yang mengolah sumber daya alamnya sendiri dan tidak ekspor raw material dan ini akan buka lapangan pekerjaan yang sangat besar. Dan ini merupakan pelaksanaan dari gagasan dari hilirisasi yang merupakan fondasi ekonomi baru Indonesia yang tidak bertumpu pada konsumsi domestik, karena GDP kita dari konsumsi domestik, tapi kita mau kita mau bertumpu pada produksi," paparnya di Gresik, Jawa Timur, Senin (23/09/2024).

Dia pun mengaku kagum saat berkeliling smelter ini. Pasalnya, smelter tembaga single line alias jalur tunggal terbesar di dunia ini berada di atas lahan lebih dari 100 ha, tepatnya 104 ha.

"Sangat besar sekali. Investasi tadi Rp 56 triliun. Tapi dengan pembangunan ini iseng-iseng saya berhitung berapa revenue-nya dan yang paling penting buat kita, buat Presiden penerimaan negara, baik dipusat daerah seperti apa," ucapnya.

Presiden memperkirakan, penerimaan negara dari PT Freeport Indonesia bisa tembus Rp 80 triliun, dari dividen, royalti, Pajak Penghasilan (PPh) badan dan karyawan, pajak daerah, hingga bea keluar.

"Hitungan-hitungan saya penerimaan negara masuk Rp 80 triliun dari Freeport Indonesia, baik dividen, royalti, PPh badan, PPh karyawan, pajak daerah, bea keluar, pajak ekspor, kira-kira angkanya seperti itu," tuturnya

Begitu juga saat meresmikan injeksi bauksit perdana pada proyek SGAR Fase 1 di Mempawah, Kalimantan Barat, Presiden kembali mengungkapkan optimismenya bahwa Indonesia bisa menjadi negara industri.

"Kita harapkan dengan investasi sebesar Rp 16 triliun kita betul-betul akan memulai babak baru Indonesia sebagai negara industri," tegas Jokowi di Mempawah Kalimantan Barat, Selasa (24/09/2024).

Jokowi juga mengungkapkan kegembiraannya, dia mengatakan pabrik tersebut merupakan pabrik yang mengolah bauksit hingga menjadi aluminium yang terintegrasi. Jokowi menyebutkan Indonesia nantinya akan menyetop ekspor aluminium lantaran kebutuhan dalam negeri sudah bisa dipenuhi melalui smelter tersebut.

"Setelah ini selesai berproduksi, impor yang 56% ini bisa kita stop nggak impor lagi kita produksi sendiri di dalam negeri. Dan kita tidak kehilangan devisa karena dari sini kita harus keluar devisa kira-kira US$ 3,5 miliar setiap tahunnya, angka yang besar sekali Rp 50 triliun lebih devisa kita hilang gara-gara kita impor aluminium," tambahnya.

Optimisme Presiden Jokowi tersebut turut diyakini oleh Holding BUMN Pertambangan MIND ID.

Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso mengatakan, beroperasinya smelter tembaga yang dikelola PT Freeport Indonesia ini bisa menjadi basis industrialisasi di Indonesia, karena produk katoda tembaga yang dihasilkan dari pabrik "raksasa" ini bisa diserap oleh industri turunannya.

Artinya, smelter ini bisa menciptakan industri-industri turunan penyerap katoda tembaga di Tanah Air. Selain, pemasukan yang bisa diterima negara sebesar Rp 80 triliun per tahun dari PTFI.

"Tadi Pak Presiden menyampaikan total economic benefitnya sampai Rp 80 triliun per tahunnya. Nah saya ingin menambahkan sekarang juga bisa menjadi basis untuk industrialisasi karena apa yang kita produksi di sini adalah bahan baku untuk industri yang lebih hilir," jelas Hendi dalam acara Peresmian Produksi Katoda Tembaga Smelter PTFI di Gresik, Jawa Timur, dikutip Rabu (25/9/2024).

Dengan begitu, dia mengharapkan produksi smelter PTFI di Gresik yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) Gresik ini bisa turut menumbuhkan industri yang memanfaatkan hasil produk smelter tersebut untuk bisa menciptakan nilai tambah yang lebih besar untuk negara.

"Memang sekarang copper katoda ini sebagian besar masih diekspor ada yang ke China ada yang ke Eropa ada yang ke belahan dunia Amerika. Tapi nanti kami punya visi bahwa Indonesia juga akan menjadi pusat industrialisasi. Nah jadi kita terbuka lebar kalau nanti pabrik pabrik yang memproduksi barang industri jadi itu membuka disini, kita siap menjadi supplier bahan baku dan tentunya ini yang kita harapkan," tandasnya.

Baca:
RI Bisa Ketiban Durian Runtuh Rp132,93 T dari 2 Proyek Raksasa Baru

Smelter Tembaga dan Bauksit

Smelter tembaga PT Freeport Indonesia berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur.

Smelter dengan single line terbesar di dunia ini memiliki kapasitas pemurnian hingga 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun.

Ditambah dengan smelter pertama yang sudah beroperasi yaitu PT Smelting, keduanya akan memurnikan 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun dengan produksi sekitar 1 juta ton katoda tembaga, 50 ton emas, dan 220 ton perak per tahun.

Adapun nilai investasi untuk smelter tembaga PT Freeport Indonesia ini mencapai US$ 3,7 miliar atau Rp 58 triliun.

Sementara proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase 1 yang dikelola oleh PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) berlokasi di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.

Total investasi SGAR Mempawah fase 1 dan fase 2 diperkirakan mencapai US$ 1,7 miliar atau sekitar Rp 25,7 triliun (asumsi kurs Rp 15.100 per US$), terdiri dari perkiraan investasi fase 1 US$ 900 juta dan fase kedua US$ 800 juta.

Fase pertama didesain dengan kapasitas produksi alumina hingga sebesar 1 juta ton per tahun.

Produk alumina dari Proyek SGAR Fase 1 ini kemudian akan dikirimkan sebagai bahan baku smelter aluminium untuk PT Inalum di Sumatera Utara. Kebutuhan alumina Inalum saat ini sebesar 600.000 ton per tahun dan sisanya akan digunakan untuk kebutuhan domestik lainnya ataupun ekspor.

SGAR Fase 1 merupakan proyek strategis nasional dari Holding BUMN Pertambangan MIND ID atau PT Mineral Industri Indonesia (Persero) dan group melalui anak usaha PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), yakni PT Borneo Alumina Indonesia (BAI).

SGAR Fase 1 ini nantinya menghubungkan rantai pasokan antara mineral bijih bauksit di Kalimantan Barat yang di produksi PT Aneka Tambang Tak (ANTM) dan smelter aluminium Inalum di Kuala Tanjung, Sumatera Utara.

Proyek SGAR Fase 1 direncanakan akan memasuki tahapan produksi penuh alumina pada kuartal I-2025, dengan target commercial operation date (COD) atau operasi komersial pada akhir Februari 2025 mendatang.

Proyek SGAR direncanakan akan terbagi ke dalam 2 fase dengan total estimasi biaya investasi sebesar US$ 1,7 miliar.

Proyek SGAR Fase 2 merupakan ekspansi dari Proyek SGAR Fase 1 yang juga akan berlokasi di Mempawah ,Kalimantan Barat dan juga akan memiliki kapasitas produksi alumina hingga sebesar 1 juta ton per tahun dengan target operasi pada 2028.

Baca:
Siap-Siap Ada Lowongan Kerja Besar-besaran di Gresik

(wia/wia) Saksikan video di bawah ini:

Video: Proyek Hilirisasi Bauksit-Aluminium Terintegrasi Pertama di RI

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Besok Jokowi Saksikan Injeksi Bauksit Perdana Pabrik Rp 25,6 Triliun

Read more