cuan188

2024-10-07 23:53:53  Source:cuan188   

cuan188,ronaldo mu 2003,cuan188Jakarta, CNN Indonesia--

Korban jiwa penembakan massal di gedung konser Crocus City Hall dekat Moskow, Rusia, pada Jumat (22/3) lalu telah mencapai 133 orang. Menurut intelijen Amerika Serikat, penembakan itu dilakukan oleh kelompok militan ISIS.

Pejabat kontraterorisme AS menyebut ISIS berusaha meningkatkan serangan eksternalnya setelah sekian lama tak banyak beraksi.

Lihat Juga :
Vladimir Putin Janji Buru dan Hukum Dalang Penembakan Moskow

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"ISIS-K fokus pada Rusia selama dua tahun terakhir, dan sering mengkritik Putin dalam propagandanya," kata Colin Clarke dari Soufan Center, sebuah kelompok riset yang berbasis di New York.

Menurut Michael Kugelman dari Wilson Center, ISIS-K "melihat Rusia sebagai pihak yang terlibat dalam kegiatan yang secara teratur menindas umat Islam."

[Gambas:Video CNN]



Kugelman menyebut kebijakan luar negeri Rusia, seperti di Afghanistan dan Chechnya, merupakan "ancaman besar" bagi ISIS.

"Invasi Soviet ke Afghanistan, tindakan Rusia di Chechnya, hubungan dekat Moskow dengan pemerintah Suriah dan Iran, dan terutama kampanye militer yang telah digembar-gemborkan Rusia terhadap anggota ISIS di Suriah serta melalui tentara bayaran Wagner Group di beberapa bagian Afrika (menjadi beberapa hal yang ditentang keras ISIS)," kata Kugelman kepada Al Jazeera.

Lihat Juga :
Siapa Itu ISIS-K yang Diduga Jadi Dalang Penembakan Massal di Moskow?

Asisten profesor di Clemson University di South Carolina, Amira Jadoon, juga mengatakan Moskow telah menjadi fokus "perang propaganda ekstensif" dari ISIS-K buntut keterlibatannya dalam perang melawan ISIS.

"Keterlibatan Rusia dalam perang global melawan ISIS dan afiliasinya, terutama melalui operasi militernya di Suriah dan upayanya membangun koneksi dengan Taliban Afghanistan selaku musuh ISIS-K, menandai Rusia sebagai musuh utama bagi ISIS/ISIS-K," kata Jadoon.

Jadoon juga berujar ISIS-K tampaknya berusaha mengembangkan organisasi mereka ke skala global lewat serangan ke Rusia.

"ISIS-K telah secara konsisten menunjukkan ambisinya untuk berkembang menjadi entitas regional yang tangguh," kata Jadoon.

"Dengan mengarahkan agresi ke negara-negara seperti Iran dan Rusia, ISIS-K tidak hanya menghadapi kelas berat regional tetapi juga menggarisbawahi relevansi politik dan jangkauan operasionalnya di panggung global," kata Jadoon.

Lanjut ke sebelah...

Sementara itu, Kabir Taneja, seorang pengamat di Program Studi Strategis dari Observer Research Foundation mengatakan kepada Al Jazeera bahwa ISIS dan afiliasinya melihat Rusia sebagai "kekuatan perang salib melawan Muslim."

"Rusia telah menjadi target ISIS dan bukan hanya ISIS-K sejak awal," kata Taneja yang juga penulis buku The ISIS Peril kepada Al Jazeera.

Lihat Juga :
Saksi Ungkap Detik-detik Mengerikan Penembakan Massal di Moskow

"ISKP (ISIS-K) menyerang Kedutaan Besar Rusia di Kabul pada 2022, dan selama berbulan-bulan, badan-badan keamanan Rusia telah meningkatkan upaya mereka untuk menekan ekosistem pro-ISIS baik di Rusia maupun di sekitar perbatasannya, khususnya Asia Tengah dan Kaukasus," katanya.

Pada awal Maret 2024, Dinas Keamanan Federal Rusia alias FSB mengklaim sukses menggagalkan rencana ISIS untuk menyerang sebuah sinagog di Moskow.

Lebih lanjut, analis militer dan mantan kolonel tentara Turki, Murat Aslan, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa ISIS-K menargetkan Rusia karena ideologinya "dalam hal memilih target."

"Pertama-tama, Rusia berada di Suriah dan berperang melawan Daesh (ISIS) seperti Amerika Serikat. Itu berarti mereka melihat negara-negara seperti itu sebagai musuh," kata Aslan.

Lihat Juga :
Putin Janji Balas Serangan 'Biadab' di Moskow

"Mereka sekarang berada di Moskow. Sebelumnya mereka di Iran. Selanjutnya kita akan melihat lebih banyak serangan, yang mungkin terjadi di ibu kota lain," lanjut dia.

Hubungan antara Rusia dan Taliban juga disebut-sebut sebagai salah satu alasan Moskow diserang.

ISIS dan Taliban adalah musuh bebuyutan meski sama-sama beraliran sunni garis keras. Keduanya memiliki prinsip, misi, dan visi yang jauh berbeda mulai dari hal-hal kecil soal penafsiran agama hingga strategi kelompok.

Kedua kelompok itu sama-sama mengklaim sebagai kelompok yang merepresentasikan jihad Islam.

"Motivasi ISIS saat ini yang paling kuat untuk menyerang Rusia adalah faktor Taliban. Taliban adalah saingan berat ISIS, dan ISIS memandang Rusia sebagai teman Taliban," kata Kugelman.

Read more