bokeh blu ray

2024-10-08 05:32:59  Source:bokeh blu ray   

bokeh blu ray,https//idn3.livesport808.com,bokeh blu ray

Daftar Isi
  • Setengah penduduk ikut misa Paus
  • Perayaan Ekaristi pertama sejak merdeka
  • Habiskan dana Rp185 miliar bersolek
  • Penggusuran dan penangkapan
Jakarta, CNN Indonesia--

Pemimpin Gereja Katolik Dunia sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus, akan memimpin Misa Suci di Tasitolu,Timor Leste, pada Selasa (10/9).

Misa Suci ini merupakan bagian dari rangkaian perjalanan apostoliknya di Asia-Pasifik selama 12 hari.

Lihat Juga :
Timor Leste Banjir Kritik usai Gelontor Rp185 M Sambut Paus Fransiskus

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setengah penduduk ikut misa Paus

Sekitar 750 ribu orang dikabarkan akan menghadiri Misa Suci bersama Paus Fransiskus di Tasitolu. Jumlah ini setara dengan lebih dari setengah populasi Timor Leste yang berjumlah 1,3 juta jiwa.

Mayoritas agama penduduk Timor Leste sendiri memanglah Katolik. Sebesar 97 persen penduduk Timor Leste mengaku memeluk agama Katolik, jumlah tertinggi di luar negara Vatikan.

Perayaan Ekaristi pertama sejak merdeka

Ini menjadi kunjungan Paus sekaligus Perayaan Ekaristi pertama bagi Timor Leste sejak negara itu meraih kemerdekaan pada 2002.

Sebelum ini, Timor Leste pernah dikunjungi Paus Yohanes Paulus II pada 1989 saat masih menjadi bagian dari Indonesia.

Kala itu, Paus kelahiran Polandia tersebut juga memimpin Misa Suci di Tasitolu sambil menggaungkan masalah pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Timor Timur.

Saat itu, Misa Suci berujung rusuh setelah polisi Indonesia bentrok dengan sekitar 20 pemuda yang menyerukan kemerdekaan tepat di penghujung Misa.



Habiskan dana Rp185 miliar bersolek

Sejumlah aktivis di Timor Leste mengkritik alokasi anggaran untuk kunjungan Paus Fransiskus di ibu kota Dili.

Peneliti di Lao Hamutuk atau Institut Pemantauan dan Analisis Pembangunan Timor-Leste, Mariano Fereira, mengatakan alokasi dana untuk kunjungan Paus Fransiskus terlampau fantastis karena sebesar $12 juta atau setara Rp185 miliar.

Jumlah ini dinilai sangat jomplang jika dibandingkan dengan alokasi untuk meningkatkan produksi pangan di Timor Leste.

"[Alokasi anggaran tahunan untuk meningkatkan produksi pangan di negara ini] sangat rendah. Hanya sekitar $4,7 juta (setara Rp72 miliar)," kata Mariano, seperti dikutipUnion of Catholic Asian News.

Dalam kunjungan Paus Fransiskus ini, Timor Leste mengalokasikan $12 juta atau setara Rp185 miliar. Sebesar $1 juta atau Rp15 miliar di antaranya untuk membangun altar untuk Misa Suci.

Menurut Menteri Tata Usaha Negara Timor Leste Tomas Cabral, belasan juta dolar tersebut dialokasikan bukan sekadar untuk menyambut sang Bapa Suci. Uang itu juga digunakan untuk pengembangan jalan, renovasi gereja, serta fasilitas umum.



"Jangan bandingkan negara kita dengan negara tetangga yang memiliki fasilitas dan infrastruktur yang memadai untuk menyelenggarakan acara internasional atau tamu negara tingkat tinggi," kata Cabral.

"Di sini kita harus membangunnya dari awal," lanjut dia.

Timor Leste merupakan salah satu negara termiskin di dunia di mana sekitar 42 persen masyarakatnya hidup dalam kemiskinan tanpa makanan yang cukup.

Inflasi tinggi akibat perubahan cuaca telah berdampak pada tingkat produksi sereal yang menyebabkan sekitar 364 ribu orang mengalami kerawanan pangan akut dari Mei hingga September 2024.

Penggusuran dan penangkapan

Polisi Timor Leste menuai kecaman setelah melakukan penggusuran terhadap warung pedagang kaki lima serta menangkap seorang wartawan yang meliput penggusuran tersebut.

Pilihan Redaksi
  • Pidato Paus Fransiskus di Dili Singgung RI-Timor Leste
  • Rudal Israel Picu Kawah Sedalam 9 Meter di Kamp Pengungsi Al Mawasi
  • Israel Akui Rudal Kamp Al Mawasi Gaza, Berdalih Sasar Markas Hamas

AFPmelaporkan rekaman polisi yang menyingkirkan pedagang kaki lima secara brutal beredar di media sosial dengan salah seorang pedagang bersaksi bahwa kiosnya diobrak-abrik oleh orang-orang berpenutup wajah.

"Mereka brutal, memakai penutup wajah seperti ninja. Tiba-tiba mereka menyerang kios kami. Saya tidak bisa berbuat apa-apa karena mereka datang dengan polisi," kata penjual pakaian bekas Januario Soares (40) kepada AFP.

"Kemudian mereka berteriak kepada kami bahwa kami menghina pemerintah. Kami menjual di sana untuk menutupi kebutuhan dasar kami," lanjutnya.

Pada saat itu, wartawan lokal yang meliput penggusuran, Antonieta Kartono Martins, juga ditangkap oleh aparat kepolisian. Ia ditahan selama empat jam, sementara wartawan lain yakni Suzana Cardoso disita ponselnya dan dihapus seluruh videonya terkait penggusuran tersebut.

(rds/rds)

Read more