kito chandra

2024-10-08 02:20:44  Source:kito chandra   

kito chandra,tradisi suci gereja katolik,kito chandraJakarta, CNN Indonesia--

Keberadaan sejumlah bar di kota besar Arab Saudisudah mendapatkan izin sejak beberapa tahun belakangan.

Namun, keberadaan bar-bar itu hanya menyajikan minuman non-alkohol. Semua jenis minuman beralkohol masih dilarang di kerajaan dua kota suci tersebut.

Lihat Juga :
Menyerah dari Pemberontak, Bagaimana Nasib 6 Jenderal Militer Myanmar?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mocktail merupakan minuman campuran jus buah dengan sejumlah jenis sirup pemanis. Mocktail mirip dengan koktail yang juga campuran berbagai macam jus buah dan pemanis, namun ada perbedaan utamanya.

Berbeda dengan koktail, mocktail tidak menggunakan alkohol sama sekali.

Bar-bar di Saudi pun menggunakan konsep minuman mocktail yang disajikan di gelas-gelas koktail atau minuman alkohol.

Lihat Juga :
ANALISISKenapa AS-Barat 'Buang Muka' dari Israel dan Dukung Palestina Merdeka?

Meskipun sempat menimbulkan keresahan karena pembukaan bar semacam ini berdekatan dengan bulan Ramadhan, bisnis tersebut berkembang pesat di Saudi.

Keberhasilan itu menandakan bahwa penerimaan masyarakat terhadap bar minuman non-alkohol semakin besar meskipun larangan minuman beralkohol masih diterapkan.

"Sejujurnya, kami sempat skeptis tentang (pendirian bar mocktail) ini, tapi pada akhirnya berhasil," tutur Manajer Merek Blended by Lyer's, Evans Kahindi, kepada AFP.

Kafe-kafe kelas di sejumlah kota besar di Saudi juga mulai bersaing menyajikan minuman-minuman mewah dan merekrut para ahli peramu minuman terbaik dari Dubai dan Berlin.

Tren tersebut kian menjamur sering dengan semakin banyaknya para penggila mocktail di Saudi.

Lihat Juga :
Media Asing Soroti Cawapres Mahfud MD Janji Mundur dari Posisi Menteri

Warga Saudi mengatakan sejalan dengan kebijakan Perdana Menteri sekaligus Putra Mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MbS) yang mendorong untuk tak lagi bergantung atas pemasukan dari minyak bumi menuju bisnis yang ramah bagi orang asing.

Perubahan yang amat pesat ini pun dirasakan warga Saudi, termasuk pengakuan dari manajer marketing salah satu bar di Riyadh, Abdullah Raslan.

"Saya tidak bohong, Saudi memang negara yang cukup religius, tapi kami berusaha lebih beradaptasi terhadap perkembangan dunia," tutur Raslan kepada AFP.

"Apakah dulu banyak sekali larangan? Ya. Apakah kami harus memberikan edukasi ke masyarakat terhadap minuman ini (mocktail)? Tentu saja, tapi harus bertahap, itulah yang kami minta," ia menambahkan.

Kerajaan Saudi melarang keras minuman alkohol pada era Raja Abdulaziz di awal 1950. Sejak saat itu, mereka yang mengkonsumsi, memiliki, dan menjual minuman beralkohol akan mendapatkan hukuman penjara.

(tim/bac)

Read more