biaya membuat situs judi slot

2024-10-08 04:27:56  Source:biaya membuat situs judi slot   

biaya membuat situs judi slot,zeusgacor,biaya membuat situs judi slotJakarta, CNN Indonesia--

Uni Soviet merupakan negara yang terkenal karena ideologi komunisme dan marxisme yang mereka terapkan dalam kehidupan bermasyarakat.

Ajaran Komunisme yang mengedepankan sekularisme menentang konsep Tuhan dan segala bentuk agama.

Ini mengapa Islam pada masa pendudukan Uni Soviet kerap kali didiskriminasi sebagai kaum minoritas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lihat Juga :
Wawancara EksklusifPakar Asing Blak-blakan soal Masa Depan RI di Bawah Prabowo

Lalu, bagaimana sejarah perlawanan wilayah Muslim melawan Uni Soviet?

Rusifikasi kaum Muslim

Pemerintah Uni Soviet sempat melakukan rusifikasi kultur Rusia di seluruh wilayah. Kremlin juga mengimbau untuk wajib menaati aturan tersebut jika ingin tinggal di wilayah yurisdiksi Uni Soviet.

Ini membuat kaum Muslim di Rusia turut terdampak hingga membuat mereka tersudut. Pasalnya, banyak masjid dan kegiatan beragama yang dibubarkan secara sepihak.

Menurut jurnal oleh Sheikh R. Ali bertajuk 'The Muslim Minority in The Soviet Union' menyatakan bahwa proporsi pekerja Muslim menurun akibat rusifikasi yang dilakukan oleh pemerintah Uni Soviet.

Lihat Juga :
Hamas Sebut Gaza Akan Dikontrol Palestina usai Agresi Israel Rampung

"Pemerintah Uni Soviet menstigmatisasi hal yang bertentangan dengan integritas Uni Soviet dan patriotisme," tulis Ali dalam jurnalnya.

Negara kawasan Asia tengah turut menjadi target dari rusifikasi masif tersebut. Sebab, pejabat Soviet takut akan pemahaman Islam yang masif terjadi di Iran akan memengaruhi ke kawasan Asia Tengah.

Perlawanan bangsa Krimea dan Chechen

Bangsa Tartars di Krimea menjadi salah satu korban rusifikasi oleh Soviet. Bahkan, bahasa asli Tatar hingga buku mengenai budaya Tatar dibakar habis.

Alhasil, banyak dari warga Krimea Tatar yang melakukan pemberontakan ke pemerintah Soviet. Lebih dari itu, mereka mengupayakan "penyatuan kembali nasional" sebagai suatu otonomi khusus wilayah Krimea.

Melihat hal itu, pemerintah Soviet memutuskan untuk mendeportasi beberapa warga yang memberontak dan melawan aturan mereka.

Senasib dengan Tatar, kaum Chechnya juga dideportasi oleh pemerintah Soviet ke Kazakhstan hingga Kirgizia pada 1944.

Pilihan Redaksi
  • Bos Intelijen Luar Negeri Rusia Berkunjung ke Korut, Bahas Apa?
  • UNESCO Akui Idulfitri Jadi Hari Besar Keagamaan, Apa Dampaknya?
  • Dituduh Ekspor Senjata ke Israel di Tengah Agresi, Turki Buka Suara

Deportasi masif yang membuat sengsara warga Chechnya tergolong sebagai genosida etnis yang dilakukan oleh pemerintah Soviet.

Sejak Chechnya dianggap sebagai kaum pendatang yang berbeda dengan etnis asli Rusia, pemerintah Soviet menerapkan berbagai pembatasan dan aturan.

Akibat dari pembatasan tersebut, banyak warga Chechnya yang angkat senjata untuk melawan aturan tersebut. Hingga menimbulkan perang Chechnya pertama dan kedua untuk menegaskan berdirinya wilayah otonom Chechnya.

Imbas dari perlakuan pemerintah Soviet di masa lalu, banyak warga Muslim di kawasan Asia tengah yang memutuskan untuk membelot dari tanah airnya.

Beberapa dari mereka memutuskan untuk berperang di negara Timur Tengah seperti Suriah dan Irak hingga bergabung dengan kelompok radikal Islam (ISIS).



(val/dna)

Read more