prediksi bang bona sydney

2024-10-08 04:13:45  Source:prediksi bang bona sydney   

prediksi bang bona sydney,erek2 26,prediksi bang bona sydney

Jakarta, CNBC Indonesia- Kondisi medis mematikan mengancam penumpang pesawat, tak peduli duduk di kursi kelas mana pun dalam penerbangan. Kondisi medis ini disebut Deep Vein Thrombosis (DVT).

Mengutip situs resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), DVT merupakan kondisi terbentuknya gumpalan darah di pembuluh darah vena dalam, biasanya terjadi di area kaki, dapat mengakibatkan penyumbatan aliran darah. Akibatnya, berpotensi berisiko yang mengancam jiwa karena gumpalan darah memiliki kemungkinan untuk berembolisasi, terpisah dari vena, atau berjalan sebagai embolus melalui sisi kanan jantung yang kemudian dapat bersarang di arteri.

Melansir CNBC International, kondisi ini dapat terjadi kapan saja.Kondisi ini disebut seringkali terjadi tanpa gejala yang jelas, sehingga menjadi sangat berbahaya. Para ahli kerap menyebutnya "sindrom kelas ekonomi" pesawat.

Disebutkan, orang-orang yang bepergian dengan penerbangan jarak jauh memiliki risiko lebih tinggi karena mereka duduk dalam waktu lama. Hal ini diungkapkan Dr. Pinakin V. Parekh, seorang konsultan kardiologi di Harley Street Heart and Vascular Centre Singapura.

"Secara teori orang-orang yang berada di kelas perjalanan udara yang lebih baik -kelas bisnis, kelas satu - memiliki lebih banyak ruang untuk bergerak, meluruskan kaki mereka," katanya kepada CNBC Travel, dikutip Sabtu (21/9/2024).

"Jadi itu semua tentang real estat di pesawat."

Tetapi Parekh dengan cepat menunjukkan, apa yang disebut "sindrom kelas ekonomi" tidak membeda-bedakan di mana Anda duduk atau seberapa sering seseorang terbang.

"Saya memiliki pasien yang bepergian bahkan di kelas bisnis juga mengalami DVT," katanya.

Mayo Clinic mengungkapkan gejalanya meliputi nyeri, pembengkakan, perubahan warna kulit, dan rasa hangat, tetapi beberapa orang tidak mengalami gejala sama sekali. Mereka yang mengalami obesitas, berusia di atas 60 tahun, mengonsumsi pil KB atau terapi penggantian hormon, atau merokok memiliki risiko lebih tinggi terkena trombosis vena dalam.

Menurut Parekh, terbang juga memiliki risiko tersendiri.

"Untuk satu dari setiap 5.000 penerbangan yang dilakukan, satu pasien ... dapat mengalami DVT hanya karena risiko perjalanan udara," katanya.

Walaupun penerbangan jarak jauh lebih berisiko menimbulkan DVT, penerbangan jarak pendek juga tak terelakkan dari risiko penyakit itu.

"Dulu orang-orang mendefinisikan penerbangan jarak jauh sebagai delapan jam," kata Parekh.

"Tetapi ada beberapa data yang menunjukkan bahwa sekarang empat jam pun dianggap cukup lama."

Baca:
Jangan Anggap Remeh, Begini Bahaya Darah Tinggi pada Wanita Hamil

Alok Tapadia, mantan pengusaha berusia 52 tahun di industri perbankan, mengaku mengalami DVT akibat penerbangan empat jam dari Singapura ke Hong Kong. Ia bermain bulu tangkis tiga kali seminggu, jadi ia tahu ada yang tidak beres ketika ia kehabisan napas saat menaiki tangga setelah tiba di Hong Kong. Ia naik tangga karena salah satu eskalator berhenti bekerja.

"Saya harus berhenti sebentar, dan saya bertanya-tanya apa yang terjadi pada saya," kata Tapadia.

Ia mengatakan pemindaian tubuh pertamanya menunjukkan jantungnya membesar, kondisi ini terjadi saat jantung memompa terlalu keras. Pemindaian tubuh kedua mengakibatkan Tapadia segera dirawat di unit perawatan intensif rumah sakit.

Dokter menemukan, ia kekurangan oksigen secara masif dan paru-parunya tersumbat total. Dokter mengatakan situasinya "kritis, karena ada begitu banyak tekanan pada jantung sehingga jantung bisa saja berhenti berdetak atau masuk ke tahap yang lebih kritis kapan saja".

Tapadia mengatakan pengencer darah tidak cukup cepat melarutkan bekuan darah. Jadi, dokternya akhirnya menggunakan kateterisasi jantung, yang melibatkan pemasangan kateter melalui pembuluh darahnya di dekat jantungnya untuk melarutkan bekuan darah dari dalam.

Baru setelah ia kembali ke Singapura, masih kehabisan napas dan dengan detak jantung yang meningkat, ia akhirnya pergi untuk pemeriksaan.

Ia mengatakan dokter memberitahunya bahwa ada gumpalan darah yang menjalar ke arteri pulmonalis yang menghubungkan jantung dan paru-parunya.

Baca:
Jangan Tertukar, Ini Perbedaan Asam Urat dan Rematik

Tips mencegah DVT

Menurut Mayo Clinic, DVT dapat berkembang menjadi emboli paru, yang merupakan komplikasi yang berpotensi mengancam jiwa yang terjadi saat gumpalan darah terlepas dan tersangkut di pembuluh darah di paru-paru.

Menurut Parekh, saat gumpalan bergerak ke paru-paru, gejala-gejala seperti sesak napas dan nyeri dada dapat terjadi. Ia mengatakan tidak ada cara untuk sepenuhnya menghilangkan risiko trombosis vena dalam, kata Parekh. Namun, ada cara untuk mengurangi risiko saat terbang.

Parekh punya satu kiat sederhana untuk penumpang pesawat: pilih kursi di lorong.

Mayo Clinic menyarankan untuk minum banyak air, berdiri dan berjalan di sekitar pesawat selama penerbangan, melingkarkan pergelangan kaki saat duduk, dan mengenakan stoking penyangga.

Aktivitas Fisik: Cobalah untuk tetap aktif dengan berjalan-jalan, berolahraga, atau melakukan gerakan kaki saat duduk dalam penerbangan panjang.

Baca:
Bumil Waspada Sakit Jantung Bawaan pada Janin, Dokter Bilang Gini

Berikut tips Kemenjes untuk mencegah DVT:

-Perubahan Gaya Hidup: Berhenti merokok, menjaga berat badan sehat, dan mengelola penyakit kronis seperti diabetes.

-Compression Stockings: Penggunaan kaus kompresi dapat membantu meningkatkan aliran darah di kaki.

-Obat Pencegah Gumpalan Darah: Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan antikoagulan (obat pencegah gumpalan darah) untuk mengurangi risiko DVT.

-Pemantauan Medis: Bagi individu dengan risiko tinggi, seperti mereka yang menjalani operasi besar, pemantauan medis dan profilaksis dapat direkomendasikan.


(dce/dce) Saksikan video di bawah ini:

Video: Parle Resto & Cafe, Level up Experience Kuliner Indonesia!

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Kasus Jantung Tinggi, Kemenkes Mau Batasi Kadar Lemak Makanan

Read more