evos toto slot

2024-10-08 02:23:55  Source:evos toto slot   

evos toto slot,kode alam belut togel,evos toto slotJakarta, CNN Indonesia--

Negara-negara anggota ASEAN terus mengevaluasi kebijakannya terkait undangan bagi Myanmardalam pertemuan-pertemuan di masa mendatang sambil memantau perkembangan.

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan pertimbangan itu dilakukan apabila penyelesaian masalah di Myanmar belum juga menunjukkan kemajuan.

Dia menilai peninjauan perlu secara berkala dilaksanakan sejak implementasi konsensus lima poin berlaku.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Retno menyampaikan hal ini usai para menteri luar negeri Asia Tenggara bertemu dalam ASEAN Ministerial Meeting-Post Ministerial Conference (AMM-PMC) di Jakarta, pada 11-14 Juli.

Pertimbangan ini menjadi salah satu hasil pertemuan para menlu ASEAN dengan negara mitra. Retno berujar keputusan ini bakal disampaikan dalam pertemuan puncak ASEAN ke-43 pada September mendatang.

Menurut Retno, sejauh ini para anggota ASEAN dan negara-negara mitra mendukung implementasi konsensus lima poin.

Lihat Juga :
Menlu Thailand: RI Tak Tahu Kondisi di Myanmar karena Tak Berbatasan

"Di pertemuan kali ini saya sebagai chair, saya melaporkan kepada negara anggota ASEAN mengenai beberapa yang dilakukan Indonesia di tiga pilar: engagement, kemudian denounce violence, dan humanitarian assistance. Dan ini semua juga akan kita tambahkan lagi dari sekarang sampai September apakah ada kemajuannya," tutur Retno.

Myanmar memang menjadi salah satu topik bahasan utama dalam AMM-PMC yang diketuai Indonesia.

Isu ini terus digaungkan sejak junta militer mengkudeta pemerintah sah Myanmar, Aung San Suu Kyi, pada Februari 2021. Kerusuhan pun pecah dan meluas di negara tersebut. Bentrok kian menjadi-jadi karena aparat merespons warga sipil dengan kekerasan.

Melihat kekacauan Myanmar, negara blok Asia Tenggara lantas membuat kesepakatan dengan para pemimpin ASEAN, termasuk kepala junta Min Aung Hlaing, di Jakarta, April 2021 lalu.

Kesepakatan itu dinamakan Konsensus Lima Poin yang antara lain mendesak penghentian kekerasan di Myanmar, mendorong dialog konstruktif untuk mencari solusi damai, memfasilitasi mediasi, mengirim bantuan kemanusiaan melalui AHA Centre, hingga mengirim utusan khusus ke Myanmar.

Namun, sampai sekarang junta dianggap tak melaksanakan konsensus itu dan masih melakukan kekerasan di negara tersebut.

Hasil AMM-PMC

Pertemuan para menlu ASEAN dengan sejumlah negara mitra menghasilkan beberapa penyampaian dan kesepakatan.

Retno mengungkapkan AMM-PMC menghasilkan setidaknya 14 deliverablesatau penyampaian, yaitu:

Lihat Juga :
Menlu Malaysia usai Gaduh Thailand: Percayakan soal Myanmar ke RI

1. Statement on the Commemoration of 30th Years of ARF;

2. ASEAN-China Joint Statement on Commemorating and Reflecting on the 20th Anniversary of China's Accession to the Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia;

3. Guidelines for Accelerating the Early Conclusion of an Effective and Substantive CoC;

4. EAS Plan of Action (2024-2028);

5. Joint Statement of ASEAN and Russia Foreign Ministers on the Occasion of the 5th Anniversary of ASEAN-Russia Strategic Partnership;

6. ASEAN Maritime Outlook;

7. EAN - New Zealand Joint Statement on Cooperation on the ASEAN Outlook on the Indo-Pacific;

8. Annex to Plan of Action to Implement the ASEAN-India Partnership for Peace, Progress and Shared Prosperity (2021-2025);

9. Annex to the ASEAN-U.S. Plan of Action (2021-2025), ASEAN-U.S. Comprehensive Strategic Partnership;

10. Chairman's Statement of ASEAN Post-Ministerial Conference (PMC) 10+1 Sessions with the Dialogue Partners and Trilateral Meetings;

11. Chairman's Statement of the 24th ASEAN Plus Three (APT) Foreign Ministers' Meeting;

12. Chairman's Statement of the 13th East Asia Summit (EAS) Foreign Ministers' Meeting;

13. Chairman Statement of the ARF;

14. Joint Communique of the 56th ASEAN Foreign Ministers' Meeting

Kerangka kerja pertemuan ASEAN berikutnya di halaman selanjutnya...

Retno juga menyampaikan AMM-PMC telah menyepakati pembahasan ASEAN Concord IV, program yang akan menjadi kerangka kerja ASEAN berikutnya.

Draft terakhir itu diharapkan akan disampaikan saat KTT ke-43 guna mendapatkan persetujuan para pemimpin ASEAN. Concord akan menjadi visi dan panduan ASEAN untuk jangka panjang hingga 2045.

AMM-PMC juga sukses menyepakati guidelines untuk mempercepat penyelesaian negosiasi Code of Conduct (CoC) di Laut China Selatan yang efektif dan substantif.

Lihat Juga :
RI Desak ASEAN Bersatu Lawan Isu HAM usai Kisruh Thailand-Myanmar

Dihasilkan pula komitmen dan political will negara ASEAN untuk bekerja keras menjadikan Asia Tenggara sebagai kawasan bebas senjata nuklir.

Dalam kaitan ini, ASEAN akan melanjutkan pembahasan untuk mendorong negara-negara bersenjata nuklir mau mengaksesi protokol Traktat SEANWFZ.

Traktat SEANWFZ adalah perjanjian untuk tidak mengembangkan, membuat, memperoleh, memiliki, maupun memiliki kendali atas senjata nuklir. Perjanjian ini juga melarang negara-negara menguji atau menggunakan senjata nuklir.

[Gambas:Infografis CNN]

Seluruh negara anggota ASEAN pada 1995 silam menandatangani perjanjian ini. Hingga kini, baik AS, China, Rusia, Prancis, dan Inggris selaku lima negara yang diizinkan memiliki senjata nuklir belum ada yang meneken Traktat SEANWFZ.

Lebih lanjut, ASEAN juga mengeluarkan statement bersama merespons peluncuran rudal Korea Utara baru-baru ini. Negara-negara anggota juga kompak menyepakati ASEAN Maritime Outlook.

Kelompok ini turut sepakat untuk memperkuat ASEAN Regional Forum (ARF) dan mempertebal resiliensi kawasan di bidang ketahanan pangan, energi, stabilitas keuangan, dan arsitektur kesehatan.

Lihat Juga :
Pakar PBB Samakan Situasi Krisis di Myanmar dengan RI Era Soeharto

Kemudian, disepakati pula pengarusutamaan implementasi AOIP di dalam East Asia Summit (EAS) untuk pertama kali sejak diadopsi pada 2019.

Negara-negara anggota juga mendukung kerja sama antara Sekretariat ASEAN dan Pacific Island Forum (PIF) serta Sekretariat ASEAN dengan Indian Ocean Rim Association (IORA).

Terakhir, ditegaskan bahwa implementasi 5PC hingga kini masih menjadi prioritas ASEAN dalam mengatasi krisis Myanmar.

Read more